Sangihe - Salah satu guru di SMK Tabukan Selatan, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, berinisial W.A.T, angkat bicara terkait pemberitaan di salah satu media daring yang berjudul “Astaga!!! Di Sangihe Ada Kepala Sekolah yang Malas Datang ke Sekolah.”
Berita yang kini beredar luas itu menyinggung adanya dugaan kepala sekolah yang jarang hadir, serta seorang guru PNS bersertifikasi yang disebut-sebut tidak fokus mengajar dan lebih sering berjualan di rumah dinas tanpa mendapat teguran dari kepala sekolah.
Merespons hal tersebut, W.A.T membantah keras tudingan itu dan menyebut berita tersebut tidak benar, tidak berimbang, dan sangat merugikan dirinya sebagai tenaga pendidik.
> “Saya pribadi merasa sangat dirugikan dengan pemberitaan itu. Di situ seolah-olah saya tidak menjalankan tugas sebagai guru. Padahal saya punya bukti kuat dan saksi yang bisa menunjukkan bahwa saya justru termasuk guru yang paling sering masuk kelas,” tegas W.A.T saat dikonfirmasi wartawan Liputanempat.id, Selasa 14/10/2025.
Menurut W.A.T, seluruh aktivitas mengajarnya terdokumentasi dengan baik melalui jurnal mengajar, video kegiatan pembelajaran, serta catatan siswa yang menjadi bukti konkret bahwa dirinya melaksanakan tugas sebagaimana mestinya.
Lebih lanjut, ia menyesalkan sikap oknum wartawan yang menulis berita tersebut tanpa melakukan konfirmasi terlebih dahulu kepada pihak sekolah.
> “Oknum Wartawan itu tidak pernah datang ke sekolah kami, tidak mengonfirmasi kepala sekolah, bahkan tidak mewawancarai siswa. Kalau memang ingin mencari kebenaran, harusnya verifikasi dulu ke sumber yang jelas. Ini jelas tidak sesuai dengan etika jurnalistik,” ungkapnya.
Terkait isu bahwa dirinya lebih sibuk berjualan ketimbang mengajar, W.A.T juga meluruskan bahwa dirinya memang memiliki kantin kecil, namun usaha tersebut sepenuhnya dikelola oleh suaminya di luar jam sekolah.
> “Saya memang punya kantin, tapi suami saya yang mengelolanya. Itu pun tidak pernah mengganggu jam mengajar saya. Justru kami para guru di sini aktif mendukung kegiatan sekolah, sering terlibat langsung membantu anak-anak bahkan kadang berkorban materi demi kemajuan sekolah,” ujarnya.
Karena merasa nama baiknya tercemar akibat pemberitaan yang tidak akurat, W.A.T menyatakan akan melaporkan kasus ini ke Polres Sangihe dengan membawa bukti-bukti dan saksi yang memperkuat keterangan dirinya.
> “Ini sudah mencoreng nama baik saya dan pihak sekolah. Jadi saya berencana menempuh jalur hukum agar ke depan tidak ada lagi pemberitaan yang menyesatkan publik seperti ini”.
Lebih lanjut, W.A.T menambahkan bahwa dirinya juga akan menelusuri lebih jauh sumber di balik munculnya informasi palsu tersebut.
> “Saya juga akan mengusut tuntas siapa oknum yang menyebarkan informasi tidak benar dan mencemarkan nama baik saya,” tandasnya dengan nada tegas." **








