Mario Rifly Manorek: Konten Kreator Bertato dari Tambang Ratatotok yang Menebar Harapan dan Kebaikan

Liputanempat.id
Wednesday, April 23, 2025, 06:25 WIB Last Updated 2025-04-22T23:25:45Z

Manado - Siapa sangka, di balik kerasnya dunia pertambangan Ratatotok, Sulawesi Utara, tumbuh sosok inspiratif yang kini dikenal luas di media sosial. Namanya Mario Rifly Manorek, seorang konten kreator bertato yang memanfaatkan dunia digital untuk menyebarkan pesan kebaikan, solidaritas, dan harapan.


Mario mengaku awalnya membuat konten hanya untuk iseng. “Pertama bikin konten cuma iseng-iseng, ternyata viral,” ujarnya dalam wawancara online bersama wartawan LiputanEmpat.id. Dorongan terbesar datang dari Steven Mamahit, bos tempat Mario bekerja. “Beliau yang pertama menyemangati saya untuk mulai bikin konten,” tambahnya.


Sehari-hari, Mario bekerja di tambang Ratatotok. Ia tak menutupi bahwa lingkungan tambang bukan tempat yang mudah. “Memang rasa takut dan deg-degan kadang ada, karena banyak orang membawa senjata tajam. Tapi kami ingin menunjukkan bahwa meski begitu, kami tidak gunakan itu untuk kejahatan. Tambang juga bisa jadi tempat yang penuh solidaritas,” jelasnya.


Mario mulai membuat konten ketika sudah bekerja di tambang. Dari sekadar membagikan batu rep, ia kemudian mengajak anak-anak muda yang sebelumnya terlibat tawuran untuk ikut bekerja. Tujuannya satu: menjauhkan mereka dari dunia kriminal dan mendekatkan pada penghasilan yang halal.


Dari konten seputar tambang, Mario memperluas cakupan ke aksi sosial. Ia rutin menyumbangkan hasil "give" TikTok ke panti asuhan, membantu pemulangan jenazah rekan penambang, menggalang donasi untuk pengobatan anak-anak, hingga terakhir—menyalurkan bantuan untuk korban banjir Manado di 27 titik, yang dananya berasal dari penggalangan serta kantong pribadinya.


“Tantangan terbesar, saya pernah diikat saat menjaga karbon ketika pencuri datang mengambil barang kami,” kenangnya. Meski begitu, Mario tetap menyisihkan waktu untuk membuat konten di sela-sela kesibukan kerjanya.


Perjalanan sebagai konten kreator tak luput dari penilaian miring. “Pernah saya dianggap penjahat hanya karena bertato. Bahkan sempat diposting di akun Sulut Viral, katanya saya tidak punya ijazah dan pendidikan. Tapi banyak orang yang pernah saya bantu datang membela,” ungkapnya.


Kejutan juga datang dari keluarga. “Awalnya mama dan papa saya kaget, karena mereka tidak tahu kalau saya sudah viral dan jadi pembicaraan orang,” tuturnya. Kini, keluarga dan kerabat justru merasa bangga atas apa yang telah ia capai.


Mario sempat ingin berhenti berkonten. Namun dukungan kuat datang dari Steven Mamahit dan Ketua Lingkar Tambang Ratatotok, Valdy Suak. “Mereka bilang saya sudah membantu mengubah pandangan publik tentang dunia tambang yang dulu dianggap penuh kejahatan. Sekarang orang melihat tambang juga bisa jadi sumber kebaikan,” katanya.


Konten aktivitas tambang dan berbagi menjadi dua jenis unggulan yang paling diminati pengikutnya. Sedangkan konten komedi dan reaction menurutnya belum begitu dilirik. Semua proses produksi ia lakukan sendiri, secara otodidak.


Menjadi ayah tidak menghentikan langkahnya. Mario memastikan bahwa aktivitasnya sebagai kreator tidak berdampak negatif bagi anaknya. Ia justru ingin menjadi contoh bahwa siapapun, dari latar apapun, bisa membawa perubahan.


“Impian terbesar saya, semoga konten-konten ini bisa menginspirasi teman-teman yang masih terjebak di dunia kejahatan agar segera mencari jalan hidup yang lebih baik—lewat konten atau kerja tambang,” ucapnya.


Menutup perbincangan, Mario memberikan pesan bagi para kreator pemula. “Tetap semangat, tekuni, dan jadikan konten sebagai hobi. Cepat atau lambat pasti menghasilkan. Saya sudah merasakan sendiri gaji halal dari Facebook Pro,” katanya. “Dan untuk teman-teman yang masih terjebak dalam dunia gelap—ayo, mari kita jadikan Sulawesi Utara sebagai provinsi yang aman dan cinta damai.”


(Martin. A)

Komentar

Tampilkan