![]() |
Ket: Foto Herlina bersama bapak antonius Taula Maestro kain kulit kayu Bada |
Saat ditanya tentang motivasinya terjun ke dunia desain fashion, khususnya batik, Herlina menjawab penuh semangat, "Saya sangat mencintai budaya lokal dan ingin memastikan motif khas Poso tetap dikenal dan diwariskan. Melalui batik, saya berharap budaya kita bisa terus dinikmati dan dibanggakan oleh generasi mendatang."
Salah satu motif ikonik yang diangkat dalam desain batiknya adalah "Petondu Baula" atau tanduk kerbau, yang melambangkan keberanian, kejantanan, dan kekuatan. Herlina percaya, motif ini tidak hanya memiliki nilai estetika tetapi juga makna yang dalam, mencerminkan karakter masyarakat Poso yang penuh semangat dan pantang menyerah.
Namun, proses menciptakan desain batik bukanlah sesuatu yang mudah. Herlina menjelaskan bahwa kreativitas sering kali datang ketika hati dan pikiran dalam keadaan tenang. “Jangan paksakan membuat desain saat stres. Kalau hati dan perasaan sedang baik, perlahan-lahan saya akan mulai menyusun motif khas Poso satu per satu, hingga membentuk ciri yang unik,” jelasnya. Salah satu karyanya yang mendapat perhatian adalah batik "Roso Inaya", yang terinspirasi oleh sosok Bupati Poso. Batik ini melambangkan pemimpin yang penuh cinta dan tanggung jawab.
Herlina juga menyadari tantangan besar dalam memperkenalkan batik Poso, terutama karena masyarakat masih harus diberi pemahaman tentang nilai budaya yang terkandung dalam batik tersebut. Ia merasa bangga melihat batik Poso kini semakin dikenal dan diterima, terutama di kalangan masyarakat lokal. "Memakai batik Poso adalah cara kita merayakan budaya dan menunjukkan identitas kita sebagai warga Poso," tegasnya.
Target pasar utama Herlina adalah masyarakat lokal Poso, namun ia memiliki mimpi besar. "Saya berharap batik Poso bisa dikenal lebih luas, bukan hanya di Indonesia, tapi juga sampai ke mancanegara. Penggunaan batik Poso adalah inovasi baru dalam memperkuat identitas kita sebagai warga Poso," ungkapnya penuh harapan.
Ketika ditanya tentang peran generasi muda dalam melestarikan batik, Herlina tidak ragu bahwa mereka adalah kunci utama. Ia melihat generasi muda semakin aktif dalam mengapresiasi budaya lokal. Dengan adanya batik khas Poso, ia berharap anak-anak muda akan terus bangga memakai produk lokal dan melestarikan warisan leluhur.
Selain itu, Herlina terbuka terhadap kolaborasi dengan desainer atau brand lain untuk memperkenalkan batik Poso ke pasar yang lebih luas. "Kolaborasi akan membantu batik Poso lebih dinikmati dan diapresiasi oleh berbagai kalangan," katanya.
Herlina menutup wawancara dengan pesan penuh makna, "Mari kita terus lestarikan batik khas Poso, warisan budaya yang tidak ternilai. Produk lokal adalah identitas kita, dan kita harus bangga memilikinya. Untuk generasi muda, jangan pernah menyerah pada impianmu. Tuhan akan selalu membuka jalan bagi mereka yang berusaha dan berdoa. Saya datang dari keluarga yang sederhana, tetapi dengan kerja keras dan dukungan, saya percaya kita bisa membuat sesuatu yang luar biasa."
Kini, meskipun batik Poso baru diperkenalkan dalam beberapa tahun terakhir, karya Herlina sudah mendapat tempat di hati masyarakat. Ia berharap bahwa dengan kerja keras dan kolaborasi, batik Poso akan menjadi simbol kebanggaan tidak hanya bagi Poso, tetapi juga Indonesia.
(Martin.Ansar)