Kubu Raya, Kalimantan Barat - Sagu merupakan hasil hutan bukan kayu yang dimanfaatkan masyarakat Lintang Batang, Sei Ambawang sebagai bahan pangan pengganti beras dan produk olahan traditional. Proses pengolahan sagu mulai dari menebang pohon sagu, membelah pohon sagu, menokok sagu, mengangkut ela sagu (hasil parutan empelur sagu) ke tempat pengolahan, perolehan hasil olahan berupa pati sagu yang dimasukkan ke dalam wadah atau tempat penampungan tepung sagu (goti). Dari tepung sagu ini akan diolah menjadi bermacam-macam makanan yang dapat diproduksi dalam skala industri kecil dan rumahtangga. 24/03/2025
Menurut Dede Salah Satu warga Dusun Lintang Batang, Kecamatan Sei Ambawang Kubu Raya Kalimantan Barat Mengatakan " Bahan baku dalam produksi tepung sagu ialah batang sagu yang diperoleh dengan cara mencari di ladang dalam bentuk potongan 100cm Batang sagu yang sudah ditebang diikat menggunakan tali tambang menjadi rakit, kemudian dihanyutkan melalui sungai lalu ditarik menggunakan Perahu menuju lokasi Pengupasan Kulit Batang . Bahan yang telah siap, selanjutnya diolah.
Proses produksi tepung sagu dilakukan secara semi mekanis yaitu dilakukan secara manual menggunakan alat dan dibantu mesin mekanis. Tahapan kegiatan yang dilakukan ialah :
1. Pengupasan. Tujuan pengupasan ialah untuk memisahkan kulit luar yang keras dengan empulur sagu. Pengupasan kulit batang sagu dilakukan secara manual dengan menggunakan linggis. Batang sagu ditahan posisinya menggunakan kaki agar tidak bergerak, lalu kulit batang sagu ditusuk bagian kulitnya menggunakan linggis. Linggis mengitari bagian dalam dari kulit batang sagu sehingga kulit terlepas dari batang sagu
2. Pembelahan. Setelah batang sagu dikupas, batang sagu yang telah terpisah dari kulit sagu dibelah menggunakan kapak secara manual menjadi enam bagian. Batang sagu dibelah sejajar dengan diameter batang, sehingga tetap memiliki panjang yang sama tetapi diameter yang lebih kecil. Batang sagu dibelah secara manual dengan menggunakan kapak manual
3. Pemarutan. Batang sagu yang telah dibelah selanjutnya diparut menggunakan alat pemarut dengan tenaga mesin, tetapi batang sagu didorong ke alat pemarut secara manual. Mesin menggerakan alat pemarut sehingga alat pemarut berputar dan selanjutnya batang sagu yang telah dibelah didorong menggunakan tangan sehingga batang tersebut terparut oleh alat pemarut
4. Penyaringan. Proses selanjutnya ialah proses penyaringan yaitu batang sagu yang telah diparut akan otomatis melewati proses penyaringan. Alat penyaringan ialah jaring plastik yang direkatkan pada kayu, selanjutnya kayu tersebut digerakan menggunakan tenaga mesin diesel. Pada proses penyaringan, saringan selalu dialiri dengan air agar tetap basah dan pati sagu dapat terpisah dari ampas sagu. Penyaringan bertujuan untuk memisahkan pati sagu dengan ampas sagu. Pada proses penyaringan ampas akan terbuang dan pati akan masuk kedalam saringan menuju tempat penampungan
5. Pengendapan. Setelah masuk ke dalam tempat penampungan, pati sagu dibiarkan kurang lebih 4 jam di dalam wadah penampungan agar pati sagu tersebut mengendap dan menjadi pasta. Setelah 4 jam, air di dalam wadah dibuang, dan hasil endapan pati sagu berupa pasta dimasukan ke dalam karung selama kurang lebih 2 jam, hal ini dilakukan supaya kadar air pasta tersebut berkurang
6. Pengeringan. Pati sagu berbentuk pasta selanjutnya dijemur dibawah sinar matahari supaya kadar airnya berkurang. Pasta sagu dijemur di atas terpal agar tidak kotor. Jika cuaca hujan maka pati tersebut akan disimpan didalam wadah agar tidak terkena air hujan sehingga tetap kering
7. Penggilingan. Setelah pasta sagu mengering menjadi tepung kasar selanjutnya tepung kasar tersebut digiling hingga halus menjadi tepung yang halus. Proses penggilingan dilakukan secara semimekanis. Alat penggiling digerakan menggunakan tenaga mesin dompeng, tetapi tepung dimasukan ke dalam mesin penggiling secara manual
8. Pengemasan. Tepung sagu yang telah digiling selanjutnya dimasukan ke dalam karung 25kg. Proses pengemesan dilakukan secara manual. Setelah tepung sagu dikemas selanjutnya tepung siap dijual ke pasar-pasar di Pontianak dan sekitarnya
untuk memaksimalkan potensi sagu di Dusun Lintang Batang Kalbar, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian kiranya bersedia memberikan perhatian khusus kepada petani sagu. Soalnya, sagu ini memberi manfaat ekonomi secara berkelanjutan dan menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar Sambung Dede
(Daniel Takhila Mandu, SH)